Sensor mekanis
Aplikasi keamanan dengan Sensor Pir dan Sensor LDR
[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]
- Mengetahui Aplikasi dari sensor Pir dan sensor LDR
- Mengetahui bentuk rangkaian Proteus dari Aplikasi sensor Pir dan sensor LDR
- Mengetahui prinsip kerja rangkaian
Alat :
Voltmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik pada suatu rangkaian elektronika. Power Supply merupakan alat yang berfungsi untuk menyediakan energi listrik pada suatu perangkat elektronika.
Bahan :
Resistor berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Spessifikasi : Op-AMP merupakan salah satu bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik. Spesifikasi :
Transistor berfungsi sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung arus, stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Spesifikasi :
Button diibaratkan sebagai objek ketika melewati pancaran sinyal dari sensor ultrasonik.
Komponen Input :
LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya
akan berubah apabila terkena cahaya. Apabila cahaya terang,
resistansinya semakin kecil, sebaliknya saat gelap resistansinya semakin
besar.
Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
- Tegangan maksimum (DC): 150V
- Konsumsi arus maksimum: 100mW
- Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
- Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
- Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
- Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR bersifat
pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi
hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Motor DC berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi kinetik (gerak). Konfigurasi pin :Pin 1 : Terminal 1
Pin 2 : Terminal 2
Relay
merupakan komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch).
Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power)
dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Spesifikasi
Relay umumnya adalah tegangan input 5 VDC, 12 VDC atau 48 VDC. Untuk
common dan NO NC umumnya 220 vac dengan arus kerja 10 A.
Konfigurasi pin:
Spesifikasi :
Buzzer
adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm, juga
bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen
elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2
buah kaki yaitu positive dan negative.
Spesifikasi:
LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang
nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya
yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat
bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang
mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya
jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai
hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang
mengalir akan terhambat.
Beberapa karakteristik yang terdapat pada sensor LDR antara lain adalah :
· Tegangan maksimum (DC) : 150 V
· Konsumsi Arus Maksimum : 100 mW
· Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k Ohm
· Puncak Spektral : 540 nm (ukuran gelombang cahaya)
· Waktu Respon Sensor : 20ms – 30 ms
· Suhu Operasi : -30o Celcius – 70o Celcius
Fungsi Sensor LDR :
LDR
berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam rangkaian
elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika sensor
terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir(ON) dan sebaliknya jika
sensor dalam kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik akan
terhambat(OFF). LDR juga sering digunakan sebagai sensor lampu penerang
jalan otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian anti maling otomatis
menggunakan laser, sutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Cara Kerja Sensor LDR :
Prinsip
kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor
pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangkaian elektronika dan
dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya.
Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan
menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka
nilai hambatannya akan semakin membesar.
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi
adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR bersifat
pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi
hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Sensor
ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR.
Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan
terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda
(misal: dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah
yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka
akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Lensa Fresnel
- Penyaring Infra Merah (Sensor)
- Sensor Pyroelektrik (Sensor)
- Penguat Amplifier
- Komparator
Cara kerja pembacaan sensor PIR
Pancaran
infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka
sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik
terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus
listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog
oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan
dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu
(keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan
logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya perubahan pancaran
infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor
PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan
panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut
sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu
badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang
gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang
gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi infra merah tubuh manusia). Sensor ini hanya akan mendeteksi jika object bergerak atau secara teknis saat perubahan pancaran infra merah (falling up atau falling down)
Transistor
merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat
sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi
lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor,
dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe
NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki
basis diberi arus, maka arus pada kolektor
akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan
ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari
kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis melebihi
arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol
(karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor
akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari
bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing
kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
- Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
- Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
- Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Buzzer
adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari
kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik
ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Button diibaratkan sebagai objek ketika melewati pancaran sinyal dari sensor ultrasonik.
Relay
merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang
dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch).
Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut adalah simbol dari komponen relay.
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1. Electromagnet (Coil)
2. Armature
3. Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup).
Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Ground
adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus
searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan
(referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam
rangkaian elektronika.
Kegunaan Ground :
Titik kembali nya arus atau sinyal listrik
Pelindung terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar
Pengaman setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)
Titik patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian.
Menghilangkan dengung (hum) pada penguat audio (amplifier)
Mengurangi Noise pada penguat audio (amplifier)
Pada
kendaraan (mobil atau motor) mengurangi kebutuhan kabel listrik, karena
menjadikan body motor atau mobil sebagai pengganti kabel negatif, dll.
Operational
Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu
dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai penguat sinyal listrik.
Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa transistor, dioda, resistor dan
kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya
untuk menghasilkan gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi
yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier
sering disebut juga dengan penguat operasional. Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :
Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
- Buka aplikasi proteus
- Siapkan
alat dan bahan pada library proteus, pada rangkaian ini yaitu berupa
resistor, baterai, buzzer, transistor NPN (BC 547), ground, relay,
lampu, motor DC, sensor Pir dan sensor LDR.
- Rangkai setiap komponen
- Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
- Jalankan simulasi rangkaian.
Saat sensor berlogika 0
Saat sensor pir berlogika 1 dan terdapat cahaya yang ditangkap torch LDR
Video rangkaian
Rangkaian
Data Sheet Transistor
Data Sheet Sensor Pir
Data Sheet Torch LDR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar